Ini 5 Mitos Mobil Listrik yang Sudah Dipatahkan Oleh Fakta

30 Juli 2021

Ini 5 Mitos Mobil Listrik yang Sudah Dipatahkan Oleh Fakta

Apakah tahun 2021 bisa dibilang sebagai tahun kendaraan listrik? Meningkatnya jumlah produsen mobil yang mengumumkan rencana untuk beralih ke penggunaan serba listrik menjadi titik balik bagi mobil listrik yang dulunya dianggap sebagai pasar untuk kalangan atas saja yang terobsesi dengan pemeliharaan lingkungan. Kini, mobil listrik menjadi pertimbangan banyak orang dari berbagai kalangan.


Perlahan-lahan, berbagai mitos mobil listrik pun mulai dipatahkan oleh fakta-fakta yang mulai mendapatkan perhatian. Berikut setidaknya 5 mitos yang masih beredar di masyarakat


Mobil listrik punya jarak tempuh pendek

Jarak tempuh mobil listrik tergantung pada kapasitas baterai. Sebagian besar mobil listrik yang sudah mendapatkan pengisian penuh menargetkan jangkauan hingga 500 kilometer, misalnya seperti All-New Nissan Kicks E-Power. Jika dalam kondisi tertentu seperti baterai mobil yang tidak terisi penuh, Anda dapat mengurangi sekitar 10% hingga 15% dari klaim tersebut sehingga setidaknya mobil listrik memiliki jangkauan sekurang-kurang 400 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Cukup menakjubkan, bukan?


Laju mobil listrik pelan


Laju sebuah mobil dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan. Pengertian torsi sendiri adalah suatu gerakan berupa dorongan yang terjadi antara piston dan poros engkol. Pada contoh mobil listrik seperti All-New Nissan Kicks E-Power, sudah tidak ada lagi sistem mekanikal dari sebuah mesin konvensional. Artinya tidak ada lagi tenaga yang terbuang percuma mulai dari mesin sampai ke roda mobil. Oleh karena itu, tenaga dan torsi yang dihasilkan oleh motor listrik langsung disalurkan ke roda sehingga menghasilkan sebuah laju yang instan bahkan saat mulai bergerak dari kecepatan awal.


Mobil listrik tidak ramah lingkungan

Ramah atau tidaknya mobil listrik terhadap lingkungan tergantung pada di mana dan bagaimana Anda mengisi ulang mobil listrik. Jika Anda menggunakan jenis listrik terbarukan, seperti tenaga surya, maka tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh mobil listrik.


Namun, untuk negara-negara yang sebagian besar listriknya berasal dari sumber intensif CO2 seperti batu bara dan gas, termasuk Indonesia, mobil listrik tetap mengeluarkan emisi CO2. Hitungannya, mobil listrik menghasilkan 1,07 kilogram CO2 per kilowatt-jam listrik yang digunakan. Untuk mobil listrik dengan baterai 80 kWh, jumlah CO2-nya mencapai 85,6 kilogram.


Perlu Anda ketahui, jumlah emisi CO2 yang dikeluarkan oleh mobil listrik itu pun masih lebih kecil dibanding jumlah emisi CO2 hasil mobil bertenaga bensin yang memerlukan sekitar 40 liter bahan bakar sehingga menghasilkan 92,4 kilogram CO2. Jadi, mobil listrik tetap lebih ramah lingkungan dibandingkan mobil berbahan bakar, bahkan untuk hitungan listrik yang masih dihasilkan dari sumber daya “tidak ramah lingkungan.”


Punya mobil listrik itu boros uang

Listrik biasanya menghabiskan sekitar Rp4.000 per kilowatt-jam, tergantung pada di mana Anda tinggal (daerah pedesaan bisa lebih mahal). Pada mobil listrik kecil, dibutuhkan sekitar Rp278ribu untuk muatan penuh yang diklaim dapat membawa Anda sejauh 450 kilometer. Anggaplah biaya tersebut bisa membuat mobil listrik melaju hingga 400 kilometer, itu artinya sekitar Rp70ribu per 100 kilometer.


Dengan asumsi harga bensin rata-rata Rp20ribu setiap 100 kilometer, mobil berbahan bakar fosil akan menelan biaya lebih dari Rp150ribu per 100 kilometer. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa mobil listrik membutuhkan biaya sekitar setengah dari total keseluruhan yang dibutuhkan mobil bensin, sehingga punya mobil listrik tidak bisa dikatakan lebih boros.


Mobil listrik gampang korsleting saat hujan

Kekhawatiran soal mobil listrik gampang korsleting saat hujan juga tidak tepat. Meskipun benar bahwa air merupakan media penghantar arus listrik, namun hal tersebut tidak lantas membuat mobil listrik jadi berbahaya dan gampang korsleting saat hujan atau kena air.


Perlu diketahui, mobil listrik diluncurkan setelah lolos berbagai tahap uji ekstrem, khususnya yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan pengguna. Oleh karena itu, meskipun mobil listrik bertenaga listrik, mobil ini akan tetap aman digunakan saat hujan dan dapat dicuci seperti mobil-mobil konvensional.


Nah, setidaknya itulah beberapa pandangan dan penjelasan seputar mitos-mitos yang ada saat ini di masyarakat. Anda tidak perlu lagi khawatir atau takut untuk menggunakan mobil listrik karena sudah terbukti memiliki banyak kelebihan dan tidak kalah dibanding mobil konvensional, bahkan mungkin lebih baik.