Aman Berkendara dalam Keadaan Berkabut
Cuaca memang tak bisa ditebak. Meski begitu, sebagai seorang pengemudi, Anda memang harus siap dengan kondisi jalan apapun. Salah satu tantangan cuaca yang wajib dikuasai oleh pengemudi mobil adalah ketika kondisi jalan tertutup kabut tebal. Di Indonesia, kondisi berkabut umumnya terjadi setelah hujan atau di kawasan pegunungan. Visibilitas ketika berkendara benar-benar minim dan kejelian pengemudi benar-benar diuji di sini. Selain harus mengendalikan mobil agar berada di jalur yang tepat, Anda juga wajib memperhatikan pengemudi lain. Lalu, bagaimana cara aman berkendara dalam keadaan berkabut?
- Berkendara Ketika Benar-Benar Darurat
Perhatikan kondisi kabut saat Anda akan berangkat. Apakah kabut menyebabkan visibilitas atau daya penglihatan selama berkendara menurun drastis hingga kurang dari 5 meter? Sebaiknya jangan berkendara bila hal tersebut terjadi. Menepilah dan tunggu beberapa saat agar kabut sedikit mereda dari jalanan. Berkendaralah di tengah kabut hanya jika benar-benar darurat. Jangan sepelekan bahaya yang mengintai dibalik kabut.
- Cek Kondisi Lampu dan Gunakan dengan Baik
Bila memang terpaksa harus berangkat di tengah kabut tebal, maka cek kondisi lampu Anda. Pastikan lampu mobil, baik di bagian depan dan belakang termasuk juga lampu sein bekerja dengan optimal. Pasalnya, ketika kabut menebal, Anda wajib menyalakan lampu untuk menambah visibilitas sekaligus memberikan tanda kepada pengemudi lain.
Banyak pengemudi yang menganggap bahwa dalam kondisi berkabut maka mereka harus menggunakan lampu seterang mungkin. Hal ini sebenarnya salah besar. Sangat disarankan untuk menghindari penggunaan lampu tinggi ketika berada di tengah kabut meskipun tidak ada orang sekalipun. Kabut pada dasarnya mampu merefleksikan cahaya kembali ke arah Anda sehingga alih-alih menambah visibilitas, cahaya tersebut justru menyilaukan pandangan. Jadi, bila indikator biru di mobil Anda menyala, sebaiknya segera matikan saja.
Gunakan Lampu Kabut Bila Kabut Sangat Lebat
Umumnya sebuah mobil dilengkapi dengan lampu kabut. Lampu kabut umumnya hanya berfungsi ketika lampu utama dinyalakan. Meski sudah disediakan lampu kabut untuk menangani masalah kabut ketika di perjalanan, jangan asal menyalakannya. Hindari menyalakan lampu kabut sebelum Anda membutuhkannya karena dapat menyilaukan pengemudi lain. Pastikan hanya menggunakan lampu kabut ketika visibilitas menurun hingga di bawah 100m.
- Manfaatkan Indera Pendengaran
Hal ini sangat membantu Anda mengenali pengendara lain di sekitar mobil ketika cuaca berkabut. Matikan musik Anda, kemudian buka jendela dan dengarkan lingkungan sekitar. Dengan begitu, Anda dapat mengenali kendaraan yang berada di depan atau bahkan ketika mendahului Anda dari belakang.
- Menjaga jarak
Sebisa mungkin jaga jarak mobil dari kendaraan yang ada di depan. Mungkin Anda sedikit merapat ke kendaraan depan dengan anggapan bahwa jarak tersebut cukup untuk Anda mengerem. Namun Anda tidak akan tahu bagaimana kendaraan di depan melaju. Bisa saja kendaraan depan juga mengerem mendadak sehingga Anda tidak siap dan akhirnya terjadi benturan. Jarak aman selama berkendara di cuaca berkabut adalah 7-10 meter dari kendaraan depan.
Memiliki visibilitas yang bagus serta memberikan kemampuan pengendara lain untuk dapat melihat kendaraan Anda adalah kunci keselamatan dalam berkendara di tengah kabut. Seperti Nissan March yan dilengkapi dengan LED Rear Combination Lamps yang mengikuti bentuk bodi. LED yang ditanamkan mampu memberikan cahaya lebih terang dan mudah terlihat dari kejauhan tanpa mempengaruhi penglihatan pengendara lain.